Quotes:
Susan: He was a great dog, a great friend.
Ben: The best dog a kid could have.
Susan: When you lose someone you love, they never really leave you. They move into a special place in your heart.
Victor: I don’t want him in my heart. I want him here with me.
Susan: I know. If we could bring him back we would.
Susan: He was a great dog, a great friend.
Ben: The best dog a kid could have.
Susan: When you lose someone you love, they never really leave you. They move into a special place in your heart.
Victor: I don’t want him in my heart. I want him here with me.
Susan: I know. If we could bring him back we would.
Nice-to-know:
Kolaborasi ketiga antara Winona Ryder dan Tim Burton setelah 21 tahun lalu lewat Edward Scissorhands (1991).
Cast:
Charlie Tahan sebagai Victor Frankenstein
James Hiroyuki Liao sebagai Toshiaki
Atticus Shaffer sebagai Edgar 'E' Gore
Catherine O'Hara sebagai Mrs. Frankenstien / Weird Girl / Gym Teacher
Martin Short sebagai Mr. Frankenstein / Mr. Burgemeister / Nassor
Martin Landau sebagai Mr. Rzykruski
Winona Ryder sebagai Elsa Van Helsing
Robert Capron sebagai Bob
Director:
Merupakan karya ke-28 bagi Tim Burton yang memulainya lewat short movie The Island of Doctor Agor di tahun 1971.
W For Words:
Jika The Cabin in the Woods (2011) dianggap sebagai tribute terhadap film horor klasik maka film ini dapat dikatakan homage terhadap film monster klasik yang bukan kebetulan hadir dalam format animasi hitam putih 2D, 3D bahkan IMAX. Daya tarik utama tentunya ada pada sang kreator, Tim Burton yang telah menggagas ide ini sejak 28 tahun lalu lewat film pendek bertitel sama. Biar lambat asal selamat mungkin peribahasa yang paling tepat menggambarkan antusiasme publik terhadap adaptasi skrip yang kemudian dikembangkan oleh John August dan Leonard Ripps sejak tahun 2006 tersebut .
Sekolah dasar New Holland telah menggalakkan pekan ilmiah. Salah satu siswanya Victor adalah anak penyendiri yang punya ketertarikan besar terhadap sains bersama anjing setianya Sparky. Mr. & Mrs. Frankenstein menyuruh putranya untuk keluar rumah dan berolahraga. Inilah awal tragedi terjadi, kala Victor bermain baseball, Sparky tewas tertabrak mobil. Duka yang mendalam berganti menjadi harapan di kelas Mr. Ryzykruski ketika penjelasan terhadap energi petir dikemukakan. Eksperimen Victor di luar dugaan berhasil membangkitkan kembali Sparky hingga menimbulkan kericuhan pada seantero kota.
Animasi ini masih berjalan dalam tradisi Burton, visualisasi gelap misterius, moralitas kontradiktif serta konsep kematian dan kehidupan seiring sejalan. Berbagai referensi dari Beetlejuice (1988), Edward Scissorhands (1990), A Nightmare Before Christmas (1993), Corpse Bride (2005) mungkin akan anda temui disini. Usaha Burton menampilkan nuansa 50an yang kental melalui kompleks perumahan dengan pekarangan retro terbilang berhasil. Konsep stop-motion animasi black and white yang dikerjakannya pada akhirnya dikonversi ke format 3D oleh Prime Focus World.
Tak salah jika anda menganggap kisah ini gabungan dari Lassie dan Frankenstein yang telah melegenda itu. Hubungan Victor dan Sparky seakan terbagi dalam 3 babak dengan ruang lingkup yang semakin luas. Pertama, anda akan melihat kasih sayang murni seorang anak laki-laki dan seekor anjing normal di sebuah rumah. Kedua, berganti menjadi sosok anjing monster yang segera menjadi kontroversi di sekolah. Ketiga, bertambahnya sosok hewan-hewan monster yang menimbulkan polemik di masyarakat. Disinilah persahabatan, persaingan dan pengorbanan akan menjadi ujian yang paling berharga.
Dengan dukungan pengisi suara kompeten macam O’Hara, Short, Landau, Ryder, Hiroyuki Liao, Shaffer hingga si kecil Tahan menjadikan Frankenweenie terasa hidup! Arah blockbuster movie yang dituju di paruh terakhirnya sebelum ditutup ala Hollywood memang sedikit mengaburkan esensi klasik personal yang terbangun sejak menit pertama. Tidak perlu dipermasalahkan jika drama, komedi, horor nya berjalan seimbang di atas titian makna keluarga dan persahabatan yang kuat. Mengandalkan hati dan detak jantung, Burton pun sukses menghadirkan animasi universal bagi semua kalangan usia. By the way, 2D is enough to watch.
Durasi:
87 menit
U.S. Movie Box Office:
$28,238,779 till October 2012
Overall:
7.5 out of 10
Movie-meter:
Notes:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent