Quotes:
Kita memang orang susah tetapi bukan berarti menjual barang haram kayak gitu, Jul!
Storyline:
5 sahabat kecil masing-masing Dido,Ikang, Ijul, Anung dan Angga bertemu kembali 13 tahun setelahnya dalam dunia narkoba. Dido dengan kehidupan malamnya berpacaran dengan Yayang hingga hamil, Ikang yang menjadi nandar narkoba setelah bertemu Pak Pram, Ijul sebagai pengantar hingga berhubungan dengan Asti yang kaya tapi kesepian, Anung yang bertransaksi narkoba online karena Thomas serta Angga yang menjadikan narkoba sebagai pelarian kekurangan perhatian akan orangtuanya yang pejabat kaya. Akankah ada happy ending bagi mereka yang sudah salah melangkah tersebut?
Nice-to-know:
Diproduksi oleh Prima Media Sinema dimana gala premierenya dilangsungkan di Senayan City XXI tanggal 5 Desember 2011.
Cast:
Mike Lucock sebagai Ikang
Keith Foo sebagai Dido
Rocky Jeff sebagai Angga
Ridho Boer sebagai Ijul
Ikang Sulung sebagai Anung
Cinta Dewi sebagai Yayang
Doni Kusuma
Jenny Cortez
Fitrie Rachmadhina
Indah Purnama Sari
Celestia Soetoyo
Director:
Merupakan debut penyutradaraan Bambi Martantio.
Comment:
Film ini sungguh mengusung suatu misi mulia yaitu menyelamatkan generasi muda dari bahaya narkoba pada medio 2015 mendatang. Sederetan kasus nyata bahkan dirangkai oleh Bani Ramadhan sedemikian menjadi sebuah skrip drama yang seharusnya secara realistis menyajikan ironi dan tragedi. Sebuah isu yang seharusnya menjadi perhatian dari lembaga tertinggi dalam hal ini Pemerintah hingga unit terkecil sekalipun yaitu keluarga yang paling dekat dengan calon pemakai.
Sutradara Bambi pun sempat mengeluhkan LSF yang dinilainya banyak memangkas adegan krusial yang justru tidak melulu menjurus seksual melainkan penampakan dan bentuk alat-alat narkoba yang biasa digunakan. Sebagai gantinya ia kerap memakai animasi slideshow untuk mendukung sugesti edukatifnya terutama untuk menggambarkan proses berjalannya narkoba dalam mengintrusi aliran darah yang dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat itu.
Sayangnya hasil kerja Bambi sebagai leader yang merangkap ini masih belum sempurna. Drama action ini tidak didukung oleh sinematografi dan editing yang baik sehingga pergantian scene yang menyorot masing-masing sahabat itu terasa terseok-seok. Belum lagi kinerja departemen scoring music yang hancur lebur, selain banyak meleset tak jarang memekakkan gendang telinga penonton secara tiba-tiba tanpa maksud dan tujuan yang jelas. Spesial efeknya pun tergolong kasar dan tidak meyakinkan, lihat saja adegan melompati kereta ataupun mobil terbalik.
Penokohan yang demikian datar rasanya sulit menuntut aktor-aktris yang terlibat disini untuk berakting maksimal. Jalan keluarnya adalah overdramatisasi setingkat sinetron kejar tayang. Nyaris di sepanjang film anda akan menemukan akting berlebihan yang diikuti dengan delikan mata, meningginya suara serta aniaya fisik yang tidak pada tempatnya. Alih-alih mencapai klimaks konflik yang diinginkan, nyatanya kesemua itu membuat anda menggeleng-gelengkan kepala saja tidak habis pikir.
Haruskah dunia narkoba dan semua pengaruh negatif terhadap pemakainya baik secara langsung maupun tidak langsung ditampilkan sedemikian getirnya? Berimbas pada nasib buruk yang lantas menimpa satu persatu tokohnya layaknya permainan nasib dalam Final Destination juga berlaku disini. Sub judul X-The Last Moment yaitu “Kehilangan yang Berlebihan” adalah tepat adanya karena sukses membuat penontonnya overdosis menyesali hilangnya waktu satu setengah jam. Setidaknya video penyuluhan masyarakat akan bahaya narkoba bisa diringkas dalam hitungan menit saja.
Durasi:
84 menit
Overall:
6 out of 10
Movie-meter: