Quotes:
Mituna: Kau tahu mengapa aku menyukai bunga Marigold? Sebab kau yang memberikannya padaku..
Storyline:
Singha menyanggupi ajakan Jack untuk reuni bersama Song, Kanda, Jud Duang, Pong. Kelimanya bersahabat semasa SMP dimana pahit manisnya sudah dijalani bersama. Tidak lama kemudian, ingatan Singha melayang pada perkenalannya dengan Lam dan Mituna yang baru pindah ke sekolahnya. Lam yang jago beladiri mengajarkannya untuk bersikap secara jantan sedangkan Mituna membuatnya mengerti akan makna cinta pertama. Apa yang sesungguhnya terjadi di antara mereka selama bertahun-tahun? Akankah Singha berkesempatan menemui Mituna kembali pada akhirnya?
Nice-to-know:
Berjudul asli Friendship You and Me dirilis di Thailand pada tanggal 3 Juli 2008 yang lalu.
Cast:
Sebelumnya meraih popularitas tinggi lewat The Love of Siam (2007), Mario Maurer bermain sebagai Singha
Terakhir tampil mendukung salah satu segmen dalam 4BIA (2008), Apinya Sakuljaroensuk berperan sebagai Mituna
Chalermpon Thikumporn Teerawong as Song
Jetrin Wattanasin as Singha Dewasa
Kanawat Chantaralawan as Jud Duang
Director:
Merupakan debut penyutradaraan dari Chatchai Naksuriya.
Comment:
Kepopuleran film ini belum sampai ke telinga saya (dan juga para penonton Indonesia) pada waktu rilis 2008 di Thailand sana mengingat jaman drama komedi romantik produksi Negeri Gajah Putih itu baru mencapai puncaknya paska 2009 ke atas sebut saja Bangkok Traffic Love Story, Hello Stranger dll yang sudah ditonton lebih dulu. Beruntung Blitzmegaplex masih bersedia menayangkannya di tahun 2011 ini sehingga perbandingan dari berbagai segi tetap dapat dilakukan.
Premisnya sekilas mengenai cinta sepasang remaja SMU. Namun setelah menyaksikannya, ternyata jauh lebih kompleks meski disajikan dengan sesederhana mungkin. Cukup banyak subplot yang dihadirkan yaitu keluarga, ibu dan anak, sesama sahabat lelaki atau perempuan bahkan gabungan dari keduanya. Kesemuanya diberikan porsi yang tidak dominan tetapi cukup untuk memback-up plot utama sehingga keterkaitannya dapat terjelaskan dengan lancar.
Sutradara Chatchai menggunakan alur maju mundur secara terampil. Setting tahun 80an juga ditampilkan dengan baik dimana penggunaan cat air palet, kembang kertas, rollerskate, kaset video porno sekalipun mungkin terasa jadul bagi kita di masa sekarang. Tempo yang ia gunakan memang cenderung lambat, sedikit terbantu dengan unsur humor simpel yang masih mampu mengundang senyum.
Mario dan Apinya berbagi chemistry secara natural. Sepintas jika diperhatikan ada kemiripan raut wajah di antara keduanya. Namun film ini bukan hanya milik mereka tapi juga teman-teman mereka yang tak kalah kaya karakteristiknya sehingga masing-masing tokoh disini tidak akan anda abaikan begitu saja kehadirannya. Penggambaran dewasa dan remaja yang terpisah dalam rentang waktu yang cukup panjang juga terasa pas meski Jetrin tidak dapat dikatakan mewarisi ke”bule”an Mario.
Prolog cerita yang menyajikan hal-hal ringan perlahan bergulir menjadi serius. Persahabatan yang menonjolkan kekonyolan satu sama lain terkadang menyinggung masalah pubertas. Pendekatan lawan jenis yang penuh bujuk rayu pun berganti menjadi rasa saling menghargai. Sayangnya setelah semua terbangun dengan sempurna, ending yang tidak diharapkan pun muncul. Tanpa penjelasan yang logis, film pun ditutup begitu saja dengan gloomy. Sampai disini mengingatkan saya akan The Notebook tetapi tidak sampai menghadirkan rasa haru yang sama.
Friendship tidak hanya menawarkan indahnya cinta dan persahabatan, melainkan suka dukanya kehidupan itu sendiri. Bagaimana suatu kenangan dapat demikian membekas di hati seseorang selama bertahun-tahun. Atau ketika sebuah kesalahan seakan tidak termaafkan hingga menghapus kesempatan untuk berbahagia. Film ini mengajarkan anda tentang berempati pada orang-orang di sekeliling anda, terlepas dari closing yang kurang bersahabat itu.
Durasi:
115 menit
Overall:
7.5 out of 10
Movie-meter: