Quotes:
Major Jones: “We are the masters of our own lives!”
Storyline:
Pada tahun 1940, Jenderal Jones ditugaskan memandu 8 prajurit melintasi Norwegia meski ditentang istrinya Sandra yang tengah mengandung. Akhirnya Jones bersama spesialis Roger Rollright bertekad menemui agen Beowulf dan menghancurkan Stasiun Freyo milik Jerman sekaligus mencuri teknologi RDF dalam Operasi Grendel. Ia didukung pula oleh si lemah fisik Brightling dan Kopral Bob Rains yang memaksa ikut. Namun tentara Jerman yang terkenal bengis tentu tidak tinggal diam mengetahui ada yang membayangi mereka. Berhasilkah misi tersebut dijalankan dengan korban seminim mungkin?
Nice-to-know:
Diproduksi secara keroyokan oleh Atlantic Swiss Productions, Cinedome, Cinema Five, Giant Films, Matador Pictures, Metrodome Distribution, Moskus Film, Neon Park.
Cast:
Memulai karir aktornya lewat Winter Flight (1986), Sean Bean bermain sebagai Jones
Baru saja saya menyaksikannya dalam Severance (2006), Danny Dyer berperan sebagai Rains
Izabella Miko sebagai Jensen
James D'Arcy sebagai Ian Fleming
John Dagleish sebagai Roger Rollright
Director:
Merupakan feature film ketiga yang ditangani oleh Adrian Vitoria setelah terakhir The Crew (2008).
Comment:
Berapa banyak film yang mengangkat topik Perang Dunia Kedua dengan permainan kucing tikus antar kubu Jerman dan Inggris dari satu tempat ke tempat lain sebelumnya? Terlalu panjang jika harus menyebutkannya disini, salah satunya yang terbaru fenomenal adalah Inglourious Basterds (2009). Tidak bijak jika membandingkan keduanya karena produser James Brown kali ini terlihat tidak memiliki modal yang memadai untuk menjadikannya megah.
Meski demikian duet penulis Vitoria dan Ed Scates berhasil menyajikan action flick yang solid dari kacamata seorang Jenderal Jones. Semua terasa believeable disini mulai dari kamp pelatihan hingga misi lapangan di Norwegia, tidak terlalu detil tapi informasinya cukup bagi penonton untuk mau peduli dengan perjalanan mereka semua. Keseluruhan karakter dalam film ini memang cukup terasa pengembangannya tapi sayangnya tidak cukup dalam untuk bisa membangkitkan emosi secara signifikan dalam berbagai scene yang krusial.
Saya tidak pernah meragukan kapabilitas akting seorang Sean Bean. Peran Jenderal Jones di tangannya memiliki wibawa pemimpin yang mengundang simpati. Selebihnya bermain dengan cukup maksimal sesuai tuntutan cerita termasuk Dyer yang lumayan mencuri perhatian dengan peran Rains si pembangkang dan jago tembak itu. Meski demikian para cast disini tidak akan ada yang menetap lama dalam ingatan anda setelah menyaksikannya.
Vitoria menyuguhkan sinematografi yang memanjakan mata dengan dataran Norwegia yang tertutupi salju. Kontras dengan penggunaan spesial efek yang minimalis sehingga adegan peperangan kubu Jerman dan Inggris juga terkesan mini dengan hanya menggunakan beberapa granat dan senjata api saja. Sulit memang bagi sang sutradara untuk memberikan upaya yang lebih maksimal lagi jika sejak awal produser sudah membatasi durasinya sedemikian rupa padahal umumnya film perang lebih dari dua jam tayang.
Age of Heroes juga dirusak oleh ending yang terputus begitu saja. Tidak jelas bagaimana takdir kepahlawanan sang Jenderal, sedangkan perjalanan anggotanya yang selamat menuju Swedia hanya seperti berjalan kaki ke rumah tetangga saja! Sebuah keputusan meminimalisir yang lagi-lagi menghancurkan rating film ini. Sayang sekali karena sesungguhnya potensi yang dimiliki sudah ada tetapi tidak dibangun lebih lanjut. Yang pasti kepedihan semasa perang memang tidak pernah lepas dari tragedi dan kehilangan itu sendiri.
Durasi:
90 menit
Overall:
7 out of 10
Movie-meter: