Quotes:
Ayah: Paling kamu ke jakarta cuma main mobil-mobilan aja
Storyline:
Putra semata wayang Baron harus mengikuti orangtuanya pindah dari Jakartake Balikpapan. Kehilangan teman-teman dan aktifitas kota besarnya pun dihabiskan dengan bermain mobil RC tanpa berusaha peduli dengan lingkungan barunya. Beruntung sahabat barunya, Rusdi tak segan-segan mengenalkan Baron pada Pramuka hingga akhirnya bersedia mengikuti kegiatan Bumi Perkemahan bersama Anton si ahli api, dan Aldi si kerdil yang temperamen. Kelompok mereka dinamakan Elang dan harus bersaing dengan kelompok lain untuk mencapai nilai tertinggi di akhir periode. Akankah pandangan Baron berubah dan mampukah Rusdi menjadi pramuka sejati seperti yang diimpikannya itu?
Nice-to-know:
Diproduksi oleh SBO Films dimana gala premierenya diadakan di Gandaria XXI pada tanggal 21 Agustus 2011.
Cast:
Christoffer Nelwan sebagai Baron
Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan sebagai Rusdi
Bastian Bintang Simbolon sebagai Aldi
Teuku Rizky Muhammad sebagai Anton
Monica Sayangbati sebagai Sindai
David Chalik sebagai Ayah
Junior Liem sebagai Tito
Director:
Merupakan film ke-20 Rudi Soedjarwo yang diawali oleh Bintang Jatuh (2000).
Comment:
Secara pribadi saya mengagumi keberanian trio produser Shanty Harmayn, Salman Aristo dan Kemal Arsjad mengusung tema “pramuka” dalam film semua umur menyambut liburan Idul Fitri kali ini. Bukan apa-apa, salah satu kegiatan ekstrakurikuler di tingkat sekolah dasar itu memang nyaris terlupakan (meskipun saya yakin bahwa nyaris semua orang pernah menjalaninya) apalagi terpikirkan untuk menjadikannya sebuah film yang komersil? Salute!
Penulis skrip jempolan Salman Aristo mengembangkan plot cerita sedemikian rupa sehingga kesan enteng dan menyenangkan bisa didapatkan. Bagian opening yang memperlihatkan kehidupan serba berkecukupan si anak kota besar Baron dengan mainan elektroniknya mampu ditransisikan menjadi aktifitas kota kecil yang didominasi dengan kegiatan luar ruang termasuk Pramuka itu sendiri. Beragam pertanyaan mungkin melingkupi benak penonton akan proses tersebut tapi secara keseluruhan hanya menimbulkan efek minor yang tidak mengganggu.
Semangat para pramuka mengikuti Bumi Perkemahan yang sibuk digelorakan Rudi selama lebih dari dua pertiga durasi film justru mendekati ending sedikit terusik dengan munculnya tiga bandit kelas teri yang tidak banyak disinggung latar belakangnya. Sampai disini terjadi pergeseran konflik hingga ke luar zona tanpa penjelasan masuk akal. Walaupun pada akhirnya semua subplot berhasil dipadukan kembali, unsur pemaksaan tetap terasa janggal.
Masuknya tokoh Sindai di tengah-tengah Rusdi, Baron, Aldi, Anton juga patut dipertanyakan. Tidak ada excuse dari kakak Pembina sekalipun yang seharusnya keras dengan peraturan yang diterapkan. Memang sedari awal grup Elang sendiri sudah terlihat “kecil” dengan 6 anggota dibandingkan grup lain yang berintikan 8-10 anggota. Dengan keluarnya si kembar, kita lantas bisa berasumsi: “Setidaknya sentralisasi dapat lebih difokuskan pada 4 anak tersebut tanpa pelebaran kesana-sini.”
Kejanggalan hal-hal tersebut di atas mampu ditutupi oleh akting gemilang para aktor-aktris cilik disini khususnya Iqbaal yang senyum tulus dan optimismenya itu melambangkan pemimpin pramuka yang baik. Christoffer yang sedikit terlihat lebih dewasa juga menjiwai peran pramuka pendatang dengan sikap keengganan yang kadang menjengkelkan itu. Jujur saya sebetulnya mengharapkan chemistry bertolak belakang yang lebih kentara di antara keduanya. Kehadiran Junior Liem wajib mendapat kredit tersendiri karena peran kakak pembina Tito justru mengalirkan energi positif yang membangun.
Setting ciamik di hutan yang masih asri dan penempatan musik latar oleh Bembi Gusti dkk yang tepat pada sasaran serta storytelling yang mengalir maju menjadikan 5 Elang masih memenuhi standar sebuah film keluarga yang layak untuk ditonton mengisi liburan panjang. Siapa tahu jiwa dan watak seorang Pramuka yang berlandaskan iman taqwa serta selalu mengikuti perkembangan Iptek akan muncul kembali dalam diri anda. Jangan ragu untuk melakukan tepuk pramuka selagi kredit titel menutup layar terlebih jika anda terpuaskan dengan kualitas akhir secara keseluruhan.
Durasi:
85 menit
Overall:
7.5 out of 10
Movie-meter: