Storyline:
Tanpa disengaja Kirk menemukan vas antik Thailand terkubur dalam tanah sebuah kuil yang dikunjunginya. Ia tidak tahu bahwa vas tersebut adalah satu dari tiga harta karun nasional yang dicuri. Dalam waktu singkat, segerombolan penjahat yang mengincar vas tersebut membunuh Kirk. Saudara kembar Kirk, Krit kemudian membuat perjanjian dengan grup penadah internasional yang dipimpin Patrick untuk menunjukkan kedua vas lainnya. Kini Krit yang ditemani Praifa, putri seorang prawira harus memutar akal sebelum harta nasional itu melewati perbatasan negara dan hilang untuk selama-lamanya.
Nice-to-know:
Diproduksi oleh Film Frame Productions, Pachpunna Productions, Action Slate dan didistribusikan oleh Birch Tree Entertainment untuk peredaran internasionalnya.
Cast:
Michael B. sebagai Krit/Kirk yang sebelumnya bermain dalam Brave (2007).
Terakhir mendapat peran yang cukup berarti dalam The Mummy: Tomb of the Dragon Emperor (2008), Russell Wong lagi-lagi bermain antagonis disini sebagai Patrick
Intira Jaroenpura sebagai Praifa
Patharawarin Timkul sebagai Selina
Erik Markus Schuetz sebagai Gary
Director:
Thanapon Maliwan sebelum ini mengarahkan satu-satunya film yang pernah ditanganinya yaitu Brave (2007).
Comment:
Film ini dibuka dengan menjanjikan dimana pertarungan antar senjata tradisional dan modern mengingatkan kita pada adegan Saur Sepuh. Namun apa yang terjadi setelah itu? Subplot nya tumpang tindih yang diperparah dengan alur satu dimensi yang menjemukan. Belum lagi perpaduan gaya tarung Barat dan Timur yang semakin mengganggu dan terasa tidak sinkron satu sama lain. Dari segi cast nyaris tidak ada yang menonjol disini. Michael B bisa jadi berambisi mengikuti jejak Tony Jaa tetapi sayangnya ia tidak memiliki kharisma yang sama walaupun kemampuan beladirinya cukup meyakinkan. Russell Wong menggunakan pengalamannya yang panjang untuk menjiwai tokoh antagonis dengan menarik tapi kelemahan karakterisasi membuatnya terkesan sia-sia berupaya. Aktrisnya? Jangan ditanya karena hanya menjadi pelengkap derita saja. Sutradara Thanapon tidak mampu mendayagunakan semua potensi yang ada termasuk proses editing yang tidak mulus ataupun eksekusi skenario yang serba tanggung, bisa jadi dikarenakan bujet rendah yang dikucurkan produser? Entahlah. Yang pasti The Sanctuary lebih merupakan film aksi citarasa Asia bergaya tahun 1990an yang terasa tidak relevan lagi di jaman sekarang dengan formula yang sudah kadaluarsa.
Durasi:
80 menit
Overall:
6.5 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent