Tagline:
Apa Jadinya? Sebuah Liburan Menjadi Malapetaka!
Cerita:
Mantan atlet wushu yang mundur setelah mengalami kecelakaan mobil bernama Tiara menyisakan trauma paska kejadian tersebut sehingga takut terhadap kegelapan. Bersama kekasihnya, Lilo dan keponakannya, Mandy yang mengajak serta 5 orang teman-temannya, mereka berlibur di pulau terpencil yang terkenal dengan fenomena Air Terjun Pengantin yang konon bisa mengabulkan permintaan siapapun yang berenang disana. Sayangnya mereka tidak sendiri disana, ada seorang psikopat pembunuh keji yang memiliki misi mistis demi kepentingannya sendiri. Berhasilkah mereka keluar hidup-hidup dari pulau tersebut?
Gambar:
Bertempat di Pulau Sangiang, Kepulauan Seribu dan Bandung seakan menjadi lokasi alami nan indah yang tepat bagi Air Terjun Pengantin.
Cast:
Tamara Bleszynski sebagai Tiara menjadi daya tarik utama film ini karena sudah bertahun-tahun vakum dari dunia perfilman nasional.
Kieran Sidhu sebagai Lilo, kekasih Tiara.
Marcel Chandrawinata
Tyas Mirasih
Navy Rizky Tavania
Andrew Ralph Roxburgh
Sutradara:
Terakhir mengarahkan Kesurupan (2008) dan beberapa judul horor lainnya, Rizal Mantovani mencoba genre thriller slasher yang masih jarang disentuh sineas Indonesia dimana salah satu pionirnya adalah Psikopat (2006).
Comment:
Film produksi Maxima Pictures ini berusaha mengadaptasi slasher thriller sukses Hollywood. Formulanya kurang lebih sama yaitu pria-pria tampan dan gadis-gadis cantik yang berbikini seksi menghabiskan liburan di pantai untuk kemudian dijebak satu persatu menemui ajalnya oleh pembunuh psikopat sadis. Lantas jika demikian, apalagi yang bisa ditawarkan film ini? Sang sutradara berusaha menghadirkan panorama pulau terpencil selayaknya yang dilakukan koleganya Jose Poernomo dalam dua jilid Pulau Hantu. Hal ini mungkin berhasil, sayangnya kurang eksplorasi. Dari segi sound, kesan mengerikan saat pembantaian berusaha dimunculkan lewat gesekan biola yang menyayat-nyayat. Sukses? Rasanya belum karena malah terdengar tidak pas di telinga. Plotnya simpel saja seperti sudah dibahas di atas dan malangnya tidak ada hal baru yang coba digali. Unsur suspensi sama sekali tidak ada karena pelakunya hanya mengenakan topeng perwayangan. Elemen mistik seperti persyaratan, takhayul, klenik tidak cukup kuat untuk mendasari motif si pembunuh. Yang herannya lagi, seorang pembunuh yang dari perawakannya terlihat ringkih tapi tidak mampu dilawan oleh delapan orang dan tiga pria berbadan atletis diantaranya. Beberapa sekuens yang harusnya menjadi kemenangan mutlak atas tokoh antagonis juga teramat menggelikan. Pada akhirnya, Air Terjun Pengantin hanya membuat saya tersenyum simpul sepanjang film hingga meninggalkan gedung bioskop sambil berusaha mencerna dimana sisi istimewanya.
Durasi:
80 menit
Overall:
6.5 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!