Tagline:
Cinta Sampai Mati
Cerita:
Saat kios Emak dihancurkan oleh gerombolan penagih hutang yang dipimpin Beno, Topan tidak terima dan bertekad membalas dendam kepada Satyo, bos Beno cs. Disitulah ia berkenalan dengan Indun, putri semata wayang Satyo yang tengah kecewa dengan ayahnya yang berniat kawin lagi. Suatu peristiwa membuat Indun terkesan dilarikan Topan ke Jakarta. Dalam perjalanan, kedua insan berbeda jenis itu mengenal satu sama lain dan berjuang melawan kerasnya kehidupan kota besar. Topan diterima bekerja di sebuah pencucian mobil sedangkan Indun mengejar cita-cita menjadi penulis novel. Satyo tidak tinggal diam kehilangan anak kesayangannya tersebut dan memerintahkan Beno cs untuk mendapatkan Indun kembali. Bagaimana akhir romansa Topan dan Indun yang mulai saling mencinta tersebut?
Gambar:
Rumah kos-kosan dan beberapa sudut lingkungan kumuh Jakarta disyut dengan pas dari berbagai sisi sehingga terkesan realistis.
Cast:
Terakhir tampil dalam sekuel Kawin Kontrak, Ricky Harun kali ini bermain sebagai pemuda Batak, Topan yang berusaha mengais rejeki demi melunasi hutang ibunya yang diperankan Anna Shirley, mantan aktris lawas yang lama absen bermain film.
Sempat mendukung Nadine Chandrawinata dalam Mati Suri (2008), Oxcell disini kebagian karakter Indun alias Indah yang bertekad mandiri walau berayahkan juragan kaya Satyo, yang diperankan aktor senior Didi Petet.
Sutradara:
Pernah dipuji realistis dalam mengarahkan MBA, Winaldha E. Melalatoa kembali dengan roman remaja yang dipadu dengan unsur komedi Betawi yang kental.
Comment:
Film produksi Maleo Pictures ini awalnya cukup idealis dengan menampilkan budaya Betawi yang dikombinasikan dengan Batak. Namun sayangnya eksekusi ide cerita tidak berjalan mulus. Banyak hal-hal yang sangat dipaksakan mengalir dan ditelan bulat-bulat oleh penonton begitu saja hingga bisa jadi membuat muak. Beberapa adegan slapstik yang diperlihatkan VJ Mike Lucock dan kawan-kawan juga tidak mampu memancing tawa lepas. Pemilihan cast juga terasa kurang matang, Ricky hanya pas untuk peran komikal dan jika dibawa drama terlihat kedodoran. Demikian Oxcell yang terkesan cukup kewalahan menciptakan chemistry yang pas dengan lawan mainnya itu. Beruntung beberapa aktor-aktris senior seperti Didi, Anna dan Subarkah tampil natural seperti biasanya. Sang sutradara yang saya sukai kinerjanya dalam MBA kali ini mengulangi kesalahan yang sama dengan DO yaitu plot cerita tambal sulam yang kurang berhasil. Sound yang harusnya membantu malah terdengar menggelikan dengan gesekan biola yang tidak simetris dengan situasi cerita. Pada akhirnya Ai Lop Yu Pul yang diilhami dari lagu almarhum Mbah Surip ini terasa hambar di berbagai unsur dan tidak akan meninggalkan kesan apapun.
Durasi:
85 menit
Overall:
6 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!