Tiga sekawan masing-masing Ikal, Arai dan Jimbron memiliki guru favorit yang sama yaitu Pak Balia yang rajin membahas kutipan-kutipan tokoh terkenal nasional maupun internasional. Pelan-pelan mereka bertiga memiliki impian untuk keluar dari tekanan hidup yang semakin menghimpit dan bercita-cita menjelajahi Eropa demi mengarungi kehidupan. Kepala sekolah SMA, Pak Mustar bertolak belakang dengan Pak Balia memiliki sikap keras dan tak segan-segan menjatuhkan hukuman bagi yang lalai. Semua mimpi-mimpi berbaur dengan cinta seperti halnya Arai pada Zakiah Nurmala dan mengungkapkannya mulai dari puisi sampai belajar lagu Melayu pada Bang Zaitun, pemusik Melayu keliling. Sedangkan Jimbron jatuh hati dengan Laksmi, gadis pemurung pekerja pabrik cincau yang tak pernah tersenyum sejak orang tuanya meninggal. Beda halnya dengan Ikal yang tertarik pada gambar aktris perfilman di bioskop yang memutar film nasional. Semua perjalanan itu membuat mereka mengerti makna kehidupan terlepas dari rumitnya semua simpul kehidupan yang harus mereka urai satu persatu.
Gambar:
Tiga lokasi yang digunakan yaitu Belitung, Bogor dan Jakarta menyuguhkan gambar-gambar yang apik dari film yang bermasa syuting lebih kurang satu setengah bulan ini.
Cast:
Kompaknya Vikri Septiawan, Rendy Ahmad dan Azwir Fitrianto dalam memerankan Ikal, Arai, Jimbron remaja membuat semua sekuens yang melibatkan mereka menjadi penuh canda tawa.
Lukman Sardi dan Ariel 'Peterpan' mewujudkan karakter Ikal dan Arai dewasa.
Mathias Muchus dan Rieke Dyah Pitaloka mendapat sentuhan make-up penuaan dalam menokohkan ayah dan ibu Ikal.
Kepala Sekolah Pak Mustar dan Pak Balia dimainkan oleh Landung Simatupang dan Nugie.
Love interestnya Arai, Zakiah diambil oleh Maudy Ayunda yang pernah bermain dalam Untuk Rena.
Sutradara:
Masih bekerjasama dengan Salman Aristo selaku penerjemah tulisan Andrea Hirata menjadi skrip dan skenario, Riri Riza mendapat tantangan berat meneruskan Laskar Pelangi yang sukses komersil dan kualitas itu.
Comment:
Melanjutkan kesuksesan sebuah film adalah hal yang sangat sulit bagi sineas sekaliber manapun di Indonesia sejak dulu. Itulah yang juga terjadi pada sekuel Laskar Pelangi ini. Sinematografi yang ditampilkan memang masih cukup menjual. Namun sayang dirusak oleh editing yang tidak mulus dikarenakan beberapa frame yg seringkali terkesan terpisah2 di beberapa bagian. Dari segi cast, aktor-aktor remaja pemeran ketiga tokoh utama bermain cukup mengesankan dalam menjiwai perannya termasuk Rendy Ahmad yang berpuisi dan bernyanyi dengan lugas. Untuk transisi karakter, Lukman adalah aktor yang baik tapi terlalu tua untuk peran Ikal, Nazril Irham alias Ariel bemain lumayan manis sebagai Arai. Riri Riza seperti mengalami kesukaran dalam menerjemahkan skrip cerita dari novel ratusan halaman ke dalam tontonan yang menghibur. Tema tentang kaum remaja dari kota kecil yang memiliki impian pun disajikan datar-datar saja. Beberapa riak yang berusaha disematkan di beberapa bangunan cerita cukup berhasil walau tidak mampu menghapus kesan unenjoyable. Score musik masih terdengar prima walau tidak sekuat dalam Laskar Pelangi. Akhir kata Sang Pemimpi hanya berusaha menjual bayang-bayang mimpi tanpa benar2 bercerita tentang esensi mimpi itu sendiri. Sebuah tontonan berisi yang terasa kekurangan nyawa karena konflik-konflik yang disuguhkan kurang kuat apalagi dengan tidak adanya tokoh antagonis di dalamnya.
Durasi:
125 menit
Overall:
7.5 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!