Cerita:
Di usia 60an, Emak bercita-cita menunaikan ibadah haji. Sayang kondisi keuangannya tidak memungkinkan karena tabungannya hanya 5 juta yang dikumpulkannya setelah berdagang kue-kue selama 5 tahun. Putra tunggalnya, Zein yang hanya berdagang lukisan keliling dengan sepeda tidak mampu berbuat apa-apa meski miris hati melihat ibu yang dicintainya cuma bisa pasrah. Usaha Zein pelan-pelan membuahkan hasil tetapi akhirnya selalu terbentur kemalangan yang bertubi-tubi. Hingga pada satu titik, ia menyerah pada keadaan dan bertekad melakukan sesuatu yang tidak seharusnya. Akankah Emak bisa naik haji saat semua keberuntungan terlihat tidak memihak padanya?
Gambar:
Kesederhanaan gambar-gambar yang ditampilkan memperkuat nyawa film ini. Setting mulai dari rumah sederhana Emak dan Zein di daerah pesisir pantai Pelabuhan Ratu sampai rumah gedongan Haji Sa’un disyut dengan sudut yang memikat.
Cast:
Sebagai pendatang baru di layar lebar, Aty Kanser yang selama ini berpengalaman di film televisi tampil natural sebagai Emak.
Kembali dalam peran protagonisnya, Reza Rahadian sebagai Zein, anak berbakti yang susah hidupnya.
Aktor-aktris kawakan Didi Petet dan Niniek L. Karim sebagai Bapak dan Ibu Haji Sa’un.
Sutradara:
Aditya Gumay yang dulu pernah mengibarkan bendera Smaradhana sebagai grup vocal kali ini beralih menjadi Smaradhana Pro, penghasil film-film televisi sekaligus layar lebar. Kiprah perdananya ini boleh dibilang berani karena di luar pakem perfilman nasional yang belakangan menjamur.
Comment:
Diangkat dari cerpen karya Asma Nadia, film ini sukses diterjemahkan oleh Adenin Adlan ke skrip yang sangat membumi. Plot ceritanya ringan yaitu tentang hubungan ibu dan anak, manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesamanya. Dirangkum dalam tiga keping cerita yang saling terkait satu sama lain. Dari segi cast, tidak perlu diragukan lagi nama-nama pendukungnya yang sudah jaminan mutu terutama Aty dan Reza yang dengan brilian menampilkan chemistry kuat sebagai ibu dan anak. Lencana bintang memang pantas disematkan bagi Aditya Gumay yang bertalenta seni di berbagai bidang yang mampu mengangkat Emak Ingin Naik Haji ini sebagai tontonan ringan, lugas dan sangat natural. Terima kasih juga pada backsound yang pas mengiringi setiap adegan. Meski berdurasi kurang lebih 75 menit saja, isi dan makna secara keseluruhan berhasil disajikan dengan baik. Tidak usah sungkan menyeka air mata saat menyaksikannya karena beberapa adegan dijamin mampu membuat anda trenyuh dan miris pada saat bersamaan.
Durasi:
75 menit
Overall:
8.5 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!