Saturday, 17 March 2012
THE WOMAN IN BLACK : Suspenseful Old-Fashioned Horror Style
Quotes:
Daily: I believe the most rational mind can play tricks in the dark.
Nice-to-know:
Adrian Rawlins yang memerankan ayah Daniel Radcliffe dalam franchise Harry Potter juga memerankan Arthur Kipps dalam versi originalnya di tahun 1989.
Cast:
Daniel Radcliffe sebagai Arthur Kipps
Ciarán Hinds sebagai Daily
Janet McTeer sebagai Mrs. Daily
Sophie Stuckey sebagai Stella Kipps
Roger Allam sebagai Mr. Bentley
Director:
Merupakan film kedua bagi James Watkins setelah Eden Lake (2008).
W for Words:
Horor Inggris memang jarang ditemui dalam kancah perfilman Hollywood. Salah satu yang paling memorable bagi saya adalah The Gathering (2003) yang dibintangi oleh Christina Ricci. Kini hadir film bergenre sejenis yang dibuat berdasarkan novel milik Susan Hill dimana skripnya dikerjakan oleh Jane Goldman dengan latar belakang desa terpencil Victorian yang tampak sepi dan tentu saja “tradisional” di akhir abad ke-19. Jangan lupa bahwa proyek ini adalah remake berjudul sama di tahun 1989 yang lalu.
Seorang pengacara muda bernama Arthur Kipps kesulitan membagi waktu dengan putranya Joseph setelah kematian istrinya. Kini ia harus menangani kasus Eel Marsh House milik Mrs. Dabrow yang telah lama ditinggalkan. Penduduk setempat menyarankan Arthur untuk pergi karena bangunan tersebut dipercaya berhantu. Namun dengan bantuan sahabat barunya Mr. & Mrs. Daily, Arthur bertekad memecahkan misteri walaupun harus dihantui arwah wanita berbaju hitam yang mengancamnya.
Misteri yang terungkap perlahan-lahan seiring narasi bergulir, seharusnya tidak sulit bagi anda untuk menebak jalan ceritanya secara utuh. Sutradara James Watkins jelas mengandalkan Daniel Radcliffe seorang untuk menjaga intensitas film selama hal-hal yang ditemui tokoh Arthur Kipps dalam penyelidikannya. Radcliffe masih terlihat terlalu muda sebagai ayah meskipun wajahnya sudah dihiasi brewok, beruntung penjiwaannya cukup meyakinkan terlebih dalam menghadapi ketakutannya sendiri.
Watkins menggunakan taktik lawas yang bekerja efektif dalam horor ini. Visualisasi suasana rumah mansion yang menghadap laut saja sudah merupakan momok tersendiri. Paruh pertama memang amat mengandalkan music scoring yang mendirikan bulu kuduk saat kamera bergerak menyusur setiap sudut rumah dengan pencahayaan temaram. Paruh kedua semakin intens saat arwah wanita berbaju hitam mulai muncul, rasanya sulit untuk tidak mencengkram erat-erat pegangan kursi anda.
Penempatan foto-foto tua, mainan dan boneka yang berwajah mengerikan bukanlah sesuatu yang baru. Namun suara gaduh yang dihasilkan dari derakan, hentakan atau desahan tetap mampu menimbulkan efek yang akan membuat anda menahan nafas. Penampakan hantu yang dilakukan dalam slow motion memang terbukti lebih menakutkan, jika tidak percaya lihat scene saat Arthur Kipps tertidur di kursi dengan pintu terbuka di belakangnya. Bohong jika hal tersebut tidak memberikan perasaan apa-apa.
Sejujurnya saya mengharapkan penjelasan yang lebih terbuka seperti adakah motif khusus dari arwah wanita berbaju hitam atau rahasia lain di balik meninggalnya Nathaniel Drablow? Tagline “What Did They See?” bahkan sempat membuat saya berpikir terlalu jauh akan kompleksitas isu yang ingin diangkat sang filmmaker. Nyatanya The Woman In Black tidak menawarkan twist apapun di penghujung kisahnya selain horor penuh tanda tanya yang ketegangannya merambat naik secara perlahan. Anda akan teringat film ini setiap kali menatap keluar jendela dimanapun anda berada. Thumbs up for bringing an old genre with a new approach like this!
Durasi:
95 menit
U.S. Box Office:
$50,451,681 till Feb 2012
Overall:
7.5 out of 10
Movie-meter:
Notes:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent