Thursday, 29 March 2012
HI5TERIA : Omnibus Lima Kecemasan, Belum Ketakutan
Quotes:
Vita: Jika kepala terlepas dari ragamu, carilah wanita berbadan dua.. Atau bayi yang masih suci..
PASAR SETAN - Adriyanto Dewo (14 menit)
Sari mencari kekasihnya Jaka yang telah menghilang 3 hari di sebuah hutan pegunungan Lawu. Tak lama kemudian ia berjumpa seorang pendaki lain bernama Zul. Keduanya ternyata hanya berputar-putar di tempat yang sama selama berhari-hari. Ketika malam tiba, hutan mendadak ramai dengan suara dan cahaya yang terang benderang. Berhasilkah mereka keluar dari hutan tersebut?
WAYANG KOELIT - Chairun Nissa (24 menit)
Seorang jurnalis Amerika, Nicole bertugas untuk meliput pertunjukan wayang kulit di sebuah desa Jawa Tengah. Ketika menyadari bahwa semua anggotanya adalah perempuan, ia justru diikuti oleh kekuatan mistis yang sulit diperkirakan tujuannya. Nicole semakin terperangkap dimana satu-satunya yang bisa dipercaya adalah pemahamannya sendiri.
KOTAK MUSIK - Billy Christian (20 menit)
Ilmuwan muda bernama Farah terbiasa hidup modern dan independen dimana segala kejadian diyakininya mampu dijelaskan secara ilmiah. Namun penemuan kotak musik yang kemudian diikuti dengan hantu bocah perempuan kecil yang selalu mengikutinya membuat Farah goyah. Ia harus mulai mempercayainya atau segalanya terlambat.
PALASIK - Nicho Yudifar (21 menit)
Sebuah keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri dan putri remajanya tengah menikmati liburan di sebuah villa yang terletak di sebuah kota kecil Sumatera Barat. Kegembiraan tidak berlangsung lama karena sang istri diteror oleh setan kepala terbang tanpa badan yang tampaknya berhubungan dengan rahasia misterius masa lalu.
LOKET - Harvan Agustriansyah (18 menit)
Pada suatu malam sepi, seorang petugas penjaga loket parkiran basement sebuah mall mengalami kejadian aneh. Diawali dengan palang pintu loket yang tidak bisa terbuka hingga muncul sosok menyeramkan seorang perempuan setengah baya yang meneror dirinya. Benarkah ada kasus pembunuhan yang terjadi di sekitar situ?
Nice-to-know:
Diproduksi oleh Upi Production dan PT Kharisma Starvision Plus dimana screeningnya dilangsungkan di Hollywood XXI pada tanggal 27 Maret 2012.
Cast:
Luna Maya sebagai Farah
Dion Wiyoko sebagai Zul
Ichi Nuraini sebagai Penjaga Loket
Poppy Sovia sebagai Novi
Tara Basro sebagai Sari
Kriss Hatta sebagai Teddy
Imelda Therinne sebagai Vita
Maya Otos sebagai Nicole
Sigi Wimala
Bella Esperance
Dinda Kanya Dewi
W For Words:
Regenerasi filmmaker harus tetap berjalan di belantara perfilman nasional, setidaknya itulah yang dikumandangkan oleh Upi yang sukses meyakinkan Chand Parwez Servia untuk kemudian memproduseri sekelompok anak muda yang sudah berkiprah sebagai pembuat film-film pendek berkualitas sebelumnya. Lahirlah sebuah omnibus horor thriller yang hendaknya tidak disamakan dengan produksi Thailand yakni 4BIA (2008) dan kelanjutannya Phobia 2 (2009) walaupun memiliki pendekatan yang kurang lebih sama.
Adriyanto Dewo, Chairun Nissa, Billy Christian, Nicholas Yudifar dan Harvan Agustriansyah tak menyia-nyiakan kesempatan langka ini untuk mengerahkan kemampuan terbaik yang mereka punya apalagi dengan mentor sekelas Upi. Dua nama yang paling outstanding adalah Ilun dan Billy, tak heran karena dari segi jam terbang mereka sedikit di atas yang lainnya. Urutan favorit saya adalah Wayang Koelit, Kotak Musik, Loket, Palasik dan Pasar Setan. Lihat SPOILER ALERT! di bawah jika anda ingin tahu detail penilaian saya.
Saya bersyukur omnibus horor thriller ini masih tetap setia dengan akar budaya lokal, terlihat dari penekanan masing-masing segmennya yang Indonesia banget. Satu garis lurus yang dapat ditarik adalah tokoh wanita yang menjadi sentralisasi cerita dan bukan kebetulan kalau semuanya ditempatkan sebagai korban. Lihat saja posternya yang jelas menampilkan wajah-wajah mereka dengan warna yang berbeda-beda. Komposisi scoring music dari Tya Subiakto juga tidak mengecewakan karena berhasil melebur pas untuk memancing rasa tertentu yang diharapkan oleh filmmaker.
Di satu sisi, HI5TERIA memang sukses mencuri start dengan teaser trailer yang kerap diputar pada ajang iNAFFF tahun lalu. Namun di sisi lain, hal tersebut justru dapat memancing ekspektasi yang kelewat tinggi dari para penikmat genre sejenis. Terlepas dari berbagai kekurangan minor, HI5TERIA tetap harus diapresiasi karena tujuan mulia produser dan kerja keras pekerja kreatif generasi penerus ini. Meskipun belum sampai mencapai batas phobia (baca: ketakutan) yang diinginkan, HI5TERIA tetap mampu memunculkan kecemasan dalam diri penonton yang bisa jadi akan dihadapkan pada situasi serupa di kehidupan nyata mereka selepas menyaksikannya.
SPOILER ALERT!
Pasar Setan: Saya melihat fokus berada di antara pencarian orang hilang dan keberadaan pasar setan itu sendiri. Dua elemen yang seharusnya saling memperkuat untuk koalisi cerita yang padat tapi nyatanya pasar setan itu sendiri hanya ditampilkan dalam satu adegan sebagai latar belakang belaka. Selebihnya Tara dan Dion yang sibuk berputar-putar di hutan Gunung Lawu tanpa menyadari bahwa keduanya telah meretas rentang waktu yang teramat panjang. Twist nya tidak buruk hanya saja pernah dilakukan sebelumnya dalam Pencarian Terakhir (2008).
Wayang Koelit: Entah mengapa instrumen musik dan atribut etnik yang digunakan benar-benar mampu menciptakan suasana magis yang mendirikan bulu kuduk. Sudut pandang dari tokoh utama Maya Otos yang berasal dari luar semakin mempertebal konflik pertentangan budaya yang terjadi. Jujur saja, adegan bayangan wayang merambat di dinding sempat menggetarkan saya selain kinerja make-up artist yang demikian baik dalam menyajikan “wajah” seram di tengah kekalutan malam. Twist nya tidak terlalu sulit ditebak dan adegan penutup persis dengan prediksi saya.
Kotak Musik: Tak pelak lagi, Luna Maya bermain paling menonjol dalam omnibus horor ini. Anda akan melihatnya bersikap mandiri, tak butuh cinta, profesionalitas dalam bekerja, apatis terhadap supernatural hingga bingung dengan pemahamannya sendiri. Aksesori kotak musik yang selalu iringi kemunculan arwah bocah perempuan itu menjadi momok tersendiri walau saya berharap sedikit penjelasan di akhir cerita mengenai “koneksi” khusus antara Farah dengan arwah yang mengikutinya. Twist nya terbilang memelintir konsep garis waktu sehingga kembali ke kondisi awal dengan keadaan yang berbeda 180 derajat!
Palasik: Sosok setan kepala terbang tidak ditampilkan dengan jelas di sepanjang durasinya padahal ini yang paling ingin dilihat penonton kecuali beberapa detik di akhir cerita yang efeknya masih terasa kasar. Untungnya penjiwaan Imelda Therinne sebagai obyek teror dalam kondisi hamil mampu mengangkat cerita. Keganjilan terjadi ketika Vita yang sudah berada di ambang kebebasannya justru kembali masuk ke dalam rumah tanpa alasan yang jelas?! Jangan lupakan kemunculan Poppy Sovia yang merupakan tokoh penting di balik twist nya.
Loket: Saya sependapat bahwa karyawan yang bekerja sebagai penjaga loket keluar masuk kendaraan shift malam di basement gedung itu memiliki nyali yang luar biasa. Ichi Nuraini menghidupkannya dengan pas apalagi dengan dukungan nyonya menyeramkan Bella Esperance! Sedikit lambat dalam bercerita di awal, Harvan akhirnya tancap gas di penghujung. Tetap saya merasa seharusnya film ditutup ketika Ichi “sadar”. Twist yang ditawarkan mungkin mengingatkan anda pada Triangle tapi sayangnya tidak tersampaikan dengan jelas. Anyway, this could be a great finale segment but came up quite short!
Durasi:
97 menit
Overall:
7.5 out of 10
Movie-meter: