Monday, 26 March 2012
POSTCARDS FROM THE ZOO : Metafora Indah Perjalanan Ambigu
Quotes:
Pak Maman: Kalo yang hilang, dia perlu dicari. Tapi kalo yang pergi, dia akan datang dengan sendirinya..
Nice-to-know:
Film yang diproduksi oleh Babibutafilm dan Pallas Film ini sempat dinominasikan Golden Berlin Bear Award dalam ajang Berlin International Film Festival.
Cast:
Ladya Cheryl sebagai Lana
Nicholas Saputra
Adjie Nur Ahmad
Klarysa Aurelia
Dave Lumenta
Nazyra C. Noer
Heidy Trisiana Triswan
Director:
Merupakan feature film kedua bagi Edwin di luar berbagai film pendeknya sebelum ini.
W For Words:
Betapapun teramat ingin tapi nyatanya saya belum berkesempatan menyaksikan Babi Buta Ingin Terbang alias Blind Pig Who Wants To Fly (2009) hingga saat ini. Sisi positifnya mungkin akan muncul sebuah penilaian murni netral untuk film terbaru Edwin ini yang secara membanggakan sudah terpilih mewakili Indonesia berpartisipasi dalam ajang Berlin International Film Festival dan New York Tribeca Film Festival beberapa waktu yang lalu.
Alkisah Lana, seorang gadis yang sejak kecil telah ditinggalkan orangtuanya di kebun binatang Ragunan. Ia tumbuh besar dan menghabiskan hari-harinya bersama petugas atau pengunjung yang kerap memperkayanya dengan pengetahuan baru. Suatu ketika, Lana dipertemukan dengan Magician berkostum ala Koboi yang banyak mengajarkannya trik sulap sebelum diajak melangkah keluar dunia yang selama ini dikenalnya. Akankah pada akhirnya Lana mendapatkan pembelajaran yang dibutuhkan untuk menggapai mimpinya?
Sutradara Edwin memang banyak menggunakan metafora disini. 30 menit pertama nyaris tidak bercerita apa-apa karena sibuk menggambarkan kondisi kebun binatang sekaligus introduksi hewan-hewan di dalamnya mulai dari harimau, kuda nil sampai jerapah yang menjadi inspirasi sang tokoh utama. Tanpa lupa selipan berbagai kalimat narasi yang deskriptif digunakan sebagai pemotong scene yang efektif, tentunya dengan timing yang dianggap cukup untuk membuat penonton menarik kesimpulan sendiri sekaligus menyimpannya dalam benak masing-masing.
Ah betapa saya merindukan sosok Ladya Cheryl di layar lebar. Peran Lana dihidupkannya dengan pas dimana sifat naif dan rasa keingintahuan yang kuat menuntunnya melewati fase-fase kehidupan yang tidak pernah dapat terelakkan. Interaksinya dengan Nicholas Saputra juga terbilang unik. Tidak perlu diceritakan ketertarikan satu sama lain di antara kedua karakter ini karena penonton sudah dapat merasakan chemistry tersendiri saat mereka bersosialisasi. Keberanian Nazyra C Noer dan Sapto berakting lugas dalam "aktifitas" terlarang disini memang patut diacungi jempol.
Menonton Postcards From Zoo mungkin akan meninggalkan ambiguitas dalam diri anda layaknya potongan puzzle yang tersebar selama 95 menit. Gaya penceritaan Edwin yang linier memang tidak memberi penjelasan yang dibutuhkan penonton untuk dapat mengerti latar belakang setiap karakter intinya. Namun kebebasannya bereksperimen dengan sedikit sentuhan magis itulah yang menjadikan konsep film ini terasa matang dalam balutan semangat indie. Bagaikan menggiring kita dalam sebuah tour singkat kebun binatang yang dianalogikan sebagai dunia tempat anda berpijak dan hewan-hewan di dalamnya sebagai orang-orang yang anda temui dalam kehidupan sehari-hari dengan ragam variatif. Selalu dibutuhkan proses pengenalan, pembelajaran, adaptasi yang samasekali tidak mudah dilalui demi sebuah pencapaian tertinggi. Jika impian Lana ialah memegang perut jerapah, bagaimana dengan anda?
Durasi:
95 menit
Overall:
7.5 out of 10
Movie-meter: