Thursday, 9 February 2012
MALAIKAT TANPA SAYAP : Cinta Lepas Situasi Donor Organ
Quotes:
Vino: Embun tak perlu warna untuk bisa bikin daun jatuh cinta.
Nice-to-know:
Diproduksi oleh Starvision Plus dimana gala premierenya diadakan di Hollywood XXI pada tanggal 7 Februari 2012.
Cast:
Maudy Ayunda sebagai Mura
Adipati Dolken sebagai Vino
Surya Saputra sebagai Ayah Vino
Ikang Fawzi sebagai Ayah Mura
Kinaryosih sebagai Ibu Vino
Agus Kuncoro sebagai Calo
Geccha Qheagaveta sebagai Wina
Reza Pahlevi
Director:
Merupakan film ke-14 bagi Rako Prijanto yang tahun lalu menelurkan Perempuan-Perempuan Liar.
W For Words:
Lagu Dewi Lestari yang berjudul Malaikat Juga Tahu pernah membahana di radio-radio tanah air pada medio 2008. Kini Starvision Plus menggaet penulis skrip Anggoro Saronto untuk menjadikan lagu tersebut inspirasi dalam menulis skrip yang juga berkisah tentang kegetiran hidup tanpa kasih sayang dan masa depan itu.
Nasib sial menimpa kakak beradik Vino dan Wina setelah ayah mereka Amir ditipu oleh rekan bisnisnya hingga berpindah ke rumah kontrakan sekaligus ditinggal ibunya Mirna. Wina yang mengalami kecelakaan membutuhkan transfusi darah golongan A negatif dari Vino. Disitulah Vino ditawarkan oleh Calo untuk mendonorkan organ bagian dalamnya demi sejumlah besar uang. Awalnya Vino menyetujui demi membantu perekonomian keluarga tetapi setelah mengenal Mura di rumah sakit, ia menyesali keputusannya. Akankah ada keajaiban yang tidak merenggut kebahagiaan dari hari-hari “terakhir” mereka?
Sutradara Rako pernah menghasilkan dramaturgi indah nan puitis semacam Ungu Violet di masa lampau. Kali ini ia berupaya mengulang kembali kinerjanya itu, mudah-mudahan tidak sekadar bernostalgia. Terbukti Rako mampu bertutur runut menyibak lembar demi lembar kehidupan Vino dan Mura yang penuh kepahitan lengkap dengan pertukaran dialog yang menggigit di antara pemainnya sambil sesekali didukung dengan bahasa gambar yang menawan.
Adipati Dolken dan Maudy Ayunda berbagi ikatan emosional yang cukup dalam sebagai pasangan remaja disini. Lihat bagaimana keduanya terlihat saling mengisi di tengah harapan hidup yang semakin menipis mampu mengundang simpati. Masuknya karakter-karakter pendukung juga efektif dalam memperkuat pemahaman penonton akan tokoh Vino dan Mura secara utuh. Agus Kuncoro seperti biasa cukup menggigit walaupun porsinya tidak dominan. Tampaknya peran ayah menjadi “makanan” yang sulit dihindari oleh Surya Saputra belakangan ini.
Malaikat Tanpa Sayap pada akhirnya turut memperkaya khasanah perfilman Indonesia dengan kualitas yang di atas rata-rata. Saya menyukai penuturan lembut Rako yang sangat memperhatikan emosi aktor-aktrisnya yang terjaga dengan baik tanpa harus berlebihan. Sayangnya endingnya masih terlalu “tipikal” dengan twist yang sengaja dipaparkan demikian adanya. Tak pelak sepeda, lukisan pasir, komedi putar pun turut menjadi saksi bagaimana sepasang anak manusia mampu menemukan jati dirinya masing-masing di tengah himpitan kompleksitas masalah orang dewasa. Bukankah ikatan itu menguatkan?
Durasi:
104 menit
Overall:
8 out of 10
Movie-meter: