Tuesday, 28 February 2012

KEUMALA : Penolakan Cinta Pelarian Masa Lalu


Quotes:
Langit: Senja yang sama, matahari yang sama. Apa yang bikin kamu tertarik?

Nice-to-know:
Diproduksi oleh Indirama Films dimana press screeningnya diadakan di Planet Hollywood pada tanggal 28 Februari 2012.

Cast:
Abimana Aryasatya sebagai Langit
Nadia Vega sebagai Keumala
Shilla Vaqa Ismi sebagai Inong
Cut Yanti sebagai Ibu Keumala
Arturo GP sebagai Pelaut
Islamuddin sebagai Dokter Sabang

Director:
Merupakan debut penyutradaraan Andhy Pulung yang selama ini berpengalaman sebagai piñata gambar.

W For Words:
Jarang sekali seorang sineas lokal berani menggunakan pendekatan semi dokumenter dalam penyajian drama bertemakan cinta. Dia adalah Andhy Pulung yang mengambil lokasi syuting langsung di atas kapal laut yang melakukan perjalanan dari Jakarta ke Medan hingga berlabuh di Pulau Sabang, Aceh. Ide cerita yang digagas oleh Dirastya Utami, Rama, Ina LR dan S. Uneputty ini kemudian dikerjakan skenarionya oleh Dirmawan Hatta.
Fotografer bernama Langit suka sekali akan senja. Perjalanan demi perjalanan dilakukannya demi melupakan masa lalunya yang kelam sampai bertemu dengan Keumala di atas kapal. Gadis penulis novel sukses yang juga jago membuat sketsa itu memiliki hati yang keras karena latar belakang keluarganya. Ketertarikan keduanya seketika hancur karena Keumala divonis menderita retinitis pigmentosa yang membuatnya kehilangan penglihatan. Waktu demi waktu berlalu, senja demi senja yang dilalui akankah mempertemukan mereka kembali?

Abimana Aryasatya dan Nadia Vega jelas mendominasi setiap adegan dalam film ini. Yang saya suka adalah karakter keduanya sangatlah “manusia” dengan ketakutan-ketakutan dalam hidupnya yang tak dapat dihindari. Langit yang cool terasa berbanding terbalik dengan Keumala yang rapuh tapi itulah yang membuat mereka dapat saling mengisi. Sayangnya dialog-dialog puitis yang terucap dari bibir keduanya terkadang tidak dapat ditangkap seratus persen terutama saat Nadia berkata dalam isak tangisnya.
Andhy yang berpengalaman dalam bidang tata gambar memang banyak menggunakan simbolisasi bahasa visual yang ciamik untuk bercerita. Namun sayang waktu yang digunakannya untuk itu memang kelewat panjang sehingga penonton bisa jadi mengalami kebosanan. Tercatat dua orang meninggalkan studio di pertengahan durasi pada saat pertunjukan yang saya masuki. Mudah-mudahan di masa mendatang, Andhy dapat memperbaikinya untuk dapat bertutur secara lebih efektif tanpa mengurangi esensi cerita yang ingin disampaikan.

Keumala merupakan pengalaman bersinema yang lain dari biasanya tapi jelas membutuhkan kesabaran tingkat tinggi untuk dapat benar-benar terintrusi ke dalam jalinan plotnya yang sederhana itu. Romansa Langit dan Kemala juga sangat terasa tarik ulurnya walaupun sejak pertengahan menuju akhir, penonton sudah dapat menebak isi hati masing-masing. Beberapa tokoh di luar Abimana dan Nadia nyaris tidak meninggalkan jejak apapun selain mengisi sudut panggung yang kosong padahal bisa mencuri perhatian lebih untuk menghadirkan frame utuh yang lebih mumpuni. Cinta disini ibarat senja, momen indah tersaji dalam waktu singkat. Just feel the warmth when it comes!

Durasi:
104 menit

Overall:
7 out of 10

Movie-meter: