Wednesday, 30 November 2011

ARISAN! 2 : Reuni Sahabat Lama Rahasia Terkuak

Quotes:
Meimei: Teman datang dan pergi tetapi teman-teman sejati selalu di hati


Storyline:
Delapan tahun berlalu, kini Sakti, Meimei, Andien nyaris menginjak usia 40 tahun. Sakti telah berpisah dengan Nino dimana keduanya sudah memiliki hubungan yang baru masing-masing dengan om Gerry dan brondong glamor Octa. Andien yang ditinggal mati suaminya serta Meimei yang bercerai mulai menyibukkan diri dengan kegiatan ibu-ibu sosialita Jakarta, di antaranya ada dokter Joy dengan asisten keuangannya Ara serta kritikus Yayuk Asmara. Belum lagi Lita yang terus membayangi kehidupan Sakti dan Nino sambil menekuni profesi pengacara hukum. Perkenalan Meimei dengan healer Tom dan bartender Moli mulai memberikan perspektif baru dalam hidupnya terutama rahasia besar yang disimpannya rapat-rapat. Bagaimana mereka mengartikan makna persahabatan panjang yang telah dilalui bertahun-tahun pada akhirnya?

Nice-to-know:
Diproduksi oleh Kalyana Shira Films, Mra Media Group, Ezy Productions dan Add Word Productions, gala premierenya diselenggarakan secara megah di Plaza Senayan XXI pada tanggal 24 November 2011.

Cast:
Tora Sudiro sebagai Sakti
Cut Mini sebagai Meimei
Rachel Maryam sebagai Lita
Aida Nurmala sebagai Andien
Surya Saputra sebagai Nino
Pong Harjatmo sebagai Gerry
Rio Dewanto sebagai Octa
Sarah Sechan sebagai Joy
Atiqah Hasiholan sebagai Ara
Adinia Wirasti sebagai Moli
Edward Gunawan sebagai Tom
Ria Irawan sebagai Yayuk Asmara

Director:
Merupakan feature film keempat bagi Nia Dinata yang lebih banyak bertindak sebagai produser dalam film-film produksi Kalyana Shira Films.

Comment:
Delapan tahun lalu ada sebuah film drama komedi metropolitan yang menghentak dunia perfilman nasional karena mengangkat tema yang cukup “berani”. Adalah Nia Dinata, wanita di balik layar Arisan! (2003) yang mencapai kesuksesan fenomenal itu baik dari raihan jumlah penonton ataupun gaung yang masih sering dibicarakan hingga detik ini (kita bisa pinjam istilah cult untuk penggambarannya). Tepat pada bulan Mei 2011 yang lalu, Kalyana Shira Films sepakat merilis 1000 keping DVD original dalam kemasan yang baru untuk menjawab permintaan pasar yang masih cukup tinggi.
Keputusan tersebut sangat tepat untuk menjadi koleksi penonton lama sekaligus pemanasan penonton baru. Sebab Teh Nia samasekali tidak berbasa-basi untuk memulai sekuelnya ini karena penonton dianggap sudah mengerti akan karakter-karakternya. Meimei, Sakti, Lita, Andien, Nino pun tanpa tedeng aling langsung melanjutkan fase hidup mereka di akhir usia 30an menjelang 40an dimana problematika penuaan,eksistensi, rumah tangga, keturunan dsb mulai menghinggapi mereka.

Sakti & Nino
Tora dan Surya masih “asyik” melebur dalam peran pasangan gay yang memilih jalannya masing-masing setelah sekian lama berkomitmen. Di antara keduanya hadirlah Rio Dewanto dan Pong Harjatmo yang di luar dugaan tampil menggigit. Rio sebagai brondong “super” memang annoying dengan kelakuan sok selebnya sedangkan Pong sebagai sugar daddy sangat diskrit menjaga keutuhan rumah tangganya dengan berbagai pengaturan disana-sini.
Meimei
Kegelisahan Cut Mini di sepanjang film tertangkap kamera dengan baik lewat ekspresi dan bahasa tubuhnya. Kemunculan Edward dan Adinia sedikit banyak mengalihkan perhatiannya. Saya suka interaksi ketiga tokoh ini satu sama lain, permainan fokus kamera yang kerapkali menyorot anggota tubuh tertentu terasa amat personal plus penggunaan bahasa gambar yang ambigu membuat penonton berimajinasi sendiri. Konklusinya pun diserahkan pada pemahaman masing-masing. Dewasa!

Lita & Andien
Aida dan Rachel meneruskan mulut tajam mereka dari Arisan! Sebelumnya. Rachel terlihat lebih matang dengan kesibukan sebagai single parent tak jarang mengurusi abangnya juga. Celotehan-celotehannya dalam bahasa Batak masih mampu mengundang tawa. Aida secara gamblang menjiwai peran wanita yang takut gejala penuaan, hingga membuat karakter-karakter “ramai” yang dimainkan Sarah, Ria, Atiqah bisa masuk secara wajar dalam kehidupan sosialita mereka.
Tiga segmentasi tersebut dicampur adukkan oleh Teh Nia ke dalam drama ensemble dengan banyak babak yang masing-masing memberikan nuansa berbeda. Panorama dari berbagai lokasi syuting juga menguatkan kesan tersebut, mulai dari Jakarta, Magelang (Candi Borobudur) hingga Lombok (Gili Trawangan). Sayangnya ketidak konsistensian jarak pandang yang diambil terkadang mengganggu sinematografi film secara keseluruhan. Belum lagi penempatan scoring music ataupun tembang yang tidak sedinamis prekuelnya.

Konflik-konflik rumit yang melanda setiap tokohnya dalam durasi yang lumayan panjang tiba-tiba diselesaikan begitu saja di menit-menit akhir ending yang agak terkesan antiklimaks. Tidak ada proses yang cukup matang bagi penonton untuk bisa menelusuri jiwa-jiwa galau mereka secara emosional kecuali segmen Meimei yang memang mendapat sorotan lebih. Semudah membalikkan telapak tangan, kesemua karakternya pada akhirnya ditempatkan pada posisi yang happy ending. That’s it!
Jika harus membandingkan; Arisan! (2003) menurut saya adalah film yang smart, simple, witty and fun to watch. Sedangkan Arisan! 2 (2011) ini lebih mencerminkan sisi glam, mature, complex and spiritual. Kedua episode memiliki kelebihan dan kekurangan yang saling melengkapi. Namun ternyata ada yang jauh lebih penting dari sekadar “eksis” di dunia nyata (party, holiday) dan dunia maya (Twitter, Facebook) bagi kaum hedon metropolitan tersebut yaitu persahabatan jangka panjang melewati suka dan duka. Itulah yang ingin digarisbawahi oleh Teh Nia lewat sajian dialog berbobot nan menohok.

Durasi:
119 menit

Overall:
8 out of 10

Movie-meter: