Quotes:
Zahrana: Rana ikhlas menuruti kemauan bapak tapi tidak dengan mengorbankan hati nurani.
Nice-to-know:
Film yang diproduksi oleh SinemArt Pictures ini gala premierenya diadakan di Gandaria XXI pada tanggal 7 Agustus 2012.
Cast:
Meyda Sefira sebagai Zahrana
Miller Khan sebagai Hasan
Kholidi Asadil Alam sebagai Rachmad
Amoroso Katamsi sebagai Pak Munajat
Nena Rosier sebagai Ibu Munajat
El Manik sebagai KH Amir Shadiq
Rahman Yacob sebagai Sukarman
Director:
Merupakan film ke-24 bagi Chaerul Umam setelah dwilogi Ketika Cinta Bertasbih (2009).
W For Words:
Masih ingat dengan dwilogi Ketika Cinta Bertasbih (2009) yang fenomenal menurut raihan jumlah penonton dan strategi promosi yang menghebohkan itu? Diam-diam sang sutradara senior, Chaerul Umam menyiapkan drama religi terbaru yang lagi-lagi diadaptasi dari sebuah novel berjudul sama milik Habiburahman El-Shirazy. Perbedaan mendasar hanyalah ada pada tokoh utama, dari pria menjadi wanita. Sedangkan konflik utamanya masih sama yaitu seputar pencarian jodoh terbaik dari sudut pandang seorang muslim/muslimah berpendidikan tinggi.
Beragam penghargaan atas kecerdasan Siti Zahrana tak lantas membuat kedua orangtuanya bangga. Masalah utama adalah ia masih melajang di usia 34 tahun sedangkan ayahnya Pak Munajat didiagnosa tak akan berumur panjang karena penyakit jantung yang dideritanya. Rana bahkan sempat mempertimbangkan lamaran dekannya sendiri, Sukarman yang mata keranjang tapi memilih mundur dan berkarya di sebuah pondok pesantren kecil. Kedatangan Hasan yang meminta bimbingan skripsi dan Rachman yang dijodohkan oleh Pak Kyai membuat Rana harus memutuskan pria mana yang dipilih hatinya.
Tak sulit menebak alur cerita hasil transkripsi almarhum Misbach Yusa Biran ini. Introduksi terhadap tokoh Zahrana dimulai dari penggambaran prestasi dan dedikasinya di bidang pendidikan sebelum bergeser ke lingkungan keluarga dan teman-temannya. Proses pencarian jodoh pun bertahap mulai dari yang terburuk hingga terbaik. "Save the best for last" mungkin kalimat yang tepat untuk menjabarkannya. Tentu anda semua (diasumsikan) akan memihak Zahrana sejak menit pertama bergulir walau harus memaafkan dialog-dialog klise nan polos dari mulutnya.
Meyda Sefira yang mengenakan jilbab sepintas mengingatkan saya pada sosok Paramitha Rusady. Akting dominannya di sepanjang film dapat dikatakan memenuhi standar. Keteguhannya memegang prinsip dan menjunjung tinggi ajaran Islami patut diacungi jempol lewat tutur kata lembut yang ditunjang perangai soleh. Sayangnya Miller dan Kholidi tak cukup mendapatkan "frame" untuk benar-benar beradu akting dengannya. Penokohan Rachman sebagai antagonis memang disengaja walau terkadang tingkah laku "negatif"nya terasa berlebihan.
Cinta Suci Zahrana adalah perjalanan hidup seorang muslimah yang tabah menghadapi cobaan demi mendapatkan cinta terbaik yang diridhoi Allah. Prosesnya memang belum sempurna karena masih mengikuti pakem FTV atau sinetron yang marak menghiasi layar kaca menjelang Lebaran. Meski demikian, anda mungkin dapat mengapresiasinya dengan toleransi disana-sini karena itikad baik sebagai hiburan dan pembelajaran tradisional dimana kodrat wanita sesungguhnya di mata masyarakat adalah menikah dan berumah tangga, bukan berprestasi dan berkarir setinggi-tingginya.
Durasi:
108 menit
Overall:
7 out of 10
Movie-meter: