Quote:
Michael Longstreet: What happened to your sense of humor?
Penelope Longstreet: I don't have a sense of humor and I don't want one!
Michael Longstreet: What happened to your sense of humor?
Penelope Longstreet: I don't have a sense of humor and I don't want one!
Nice-to-know:
Film ini disyut secara real time tanpa jeda dengan menggunakan satu lokasi plus taman.
Film ini disyut secara real time tanpa jeda dengan menggunakan satu lokasi plus taman.
Cast:
Jodie Foster sebagai Penelope Longstreet
Kate Winslet sebagai Nancy Cowan
Christoph Waltz sebagai Alan Cowan
John C. Reilly sebagai Michael Longstreet
Elvis Polanski sebagai Zachary Cowan
Director:
Salah satu insan legendaris dunia film, Roman Polanski kembali di bangku sutradara setelah The Ghost Writer (2010).
Jodie Foster sebagai Penelope Longstreet
Kate Winslet sebagai Nancy Cowan
Christoph Waltz sebagai Alan Cowan
John C. Reilly sebagai Michael Longstreet
Elvis Polanski sebagai Zachary Cowan
Director:
Salah satu insan legendaris dunia film, Roman Polanski kembali di bangku sutradara setelah The Ghost Writer (2010).
W For Words:
Film yang terpilih sebagai feature di malam pembuka The New York Film Festival pada bulan September 2011 yang lalu ini adalah hasil adaptasi pertunjukan teater “God of Carnage” tahun 2008 karya Yasmina Reza. Posisi Reza sebagai penulis skrip dipertahankan dan disempurnakan oleh sutradara kompeten Roman Polanski. Tak hanya itu daya tariknya karena anda juga akan disuguhi permainan akting kaliber Oscar dari kwartet Jodie Foster, Kate Winslet, John C. Reilly dan Christoph Waltz yang teramat mendominasi keseluruhan durasi komedi satir satu ini. That’s why I remind you not to miss this one!
Suatu sore di Brooklyn Bridge Park, bocah sebelas tahun Zachary Cowan memukul wajah teman sekelasnya Ethan Longstreet dengan tongkat yang berujung pada rontoknya dua gigi Ethan. Orangtua kedua belah pihak sepakat mengadakan pertemuan untuk membahasnya. Alan dan Nancy Cowan pun bertandang ke apartemen Michael dan Penelope Longstreet. Profesi dan latar belakang keluarga menengah ke atas yang berbeda-beda itu lantas berujung pada kisruh yang tak terhindarkan dimana sifat kekanak-kanakan mereka mulai muncul ke permukaan.
Bukan tanpa kesengajaan jika Polanski membuat kedua pasutri Amerika dan Inggris tersebut saling berhadapan meskipun Christoph aslinya berasal dari Austria. Pergeseran konflik mulai dari pembahasan anak, diri sendiri hingga rumah tangga masing-masing bergulir mulus untuk menjaga intensitas yang semakin memuncak. Foster menjadi favorit saya kali ini apalagi luapan kemarahan yang tergambar lewat tarikan urat-urat di wajahnya saat mempertahankan integritas diri. Sedangkan Waltz memberikan interpretasi menarik lewat ketenangan tokoh sinis yang justru terlihat kompromi. Bisa anda bayangkan bahwa panggilan sayang seperti “Darjeeling” atau “Doodles” ternyata dapat menjadi bahan olok-olok?
Penelope sang penulis kritis, Michael sang penjual alat-alat rumah tangga, Nancy sang broker, Alan sang pengacara corporate. Beragam profesi beraktifitas tinggi secara tidak langsung membentuk kepribadian masing-masing yang terhimpit norma hidup kota metropolitan. Pertukaran dialog sesama/antar gender terus menerus membuka babak baru yang rumit. Akar problem itu sendiri ternyata dibangun dan diselesaikan hanya melalui adegan bisu antara Zachary dan Ethan sekaligus menegaskan kompleksitas sudut pandang orang dewasa yang kerapkali berlebihan dalam memandang segala sesuatunya.
Jendela yang menghadap langsung ke jalan raya New York City secara tidak langsung menegaskan kondisi sosial ekonomi kedua pasangan yang tak jauh berbeda. Satu obyek hidup yakni hamster dan berbagai obyek mati juga dimaksimalkan untuk menjadi pemicu masalah seperti pie kombinasi apel dan pir, bunga tulip, coke, katalog, alat pengering, ponsel sampai whiskey yang memabukkan. Tak lupa interaksi Michael dengan ibunya atau Alan dengan bawahannya seputar konsumsi obat dihadirkan sebagai jeda tak resmi.
Jika sebelumnya Polanski pernah sukses memaksimalkan setting apartemen klastrofobik bernuansakan mencekam dalam Repulsion (1965), Rosemary’s Baby (1968) atau The Tenant (1976), kali ini ia menghadirkan elemen komedi hitam yang secara cerdas menertawakan sifat kekanak-kanakan, pembenaran tindakan, pertahanan diri lewat serangkaian potret tingkah laku manusia yang sangat akurat. There’s no way you can’t laugh seeing four fine actors deliver memorable integrated performances that will long stick in your mind!
Durasi:
80 menit
80 menit
Europe Box Office:
€3,206,123 till Oct 2011 in Italy
€3,206,123 till Oct 2011 in Italy
Overall:
8 out of 10
8 out of 10
Notes:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent