Quotes:
Guntur: Kalo Gun lakuin itu demi kebaikan temen-temen, Gun harus apa lagi, Bun?
Guntur: Kalo Gun lakuin itu demi kebaikan temen-temen, Gun harus apa lagi, Bun?
Nice-to-know:
Film yang diproduksi oleh Dagoe Film Workshop ini gala premierenya diselenggarakan di fX Platinum XXI pada tanggal 5 Juli 2012.
Film yang diproduksi oleh Dagoe Film Workshop ini gala premierenya diselenggarakan di fX Platinum XXI pada tanggal 5 Juli 2012.
Cast:
Adam Farrel Xavier sebagai Guntur
Audric Adrian Pratama sebagai Badil
Ersya Aurelia sebagai Ratu Pelangi
Sita Nursanti sebagai Menik, ibu Guntur
Mpok Atiek sebagai Ibu Sinaga
Shahnaz Haque
Achmad Albar
Vincent Rompies
Indra Bekti
Adam Farrel Xavier sebagai Guntur
Audric Adrian Pratama sebagai Badil
Ersya Aurelia sebagai Ratu Pelangi
Sita Nursanti sebagai Menik, ibu Guntur
Mpok Atiek sebagai Ibu Sinaga
Shahnaz Haque
Achmad Albar
Vincent Rompies
Indra Bekti
Director:
Merupakan film anak-anak ketiga bagi Harry Dagoe Suharyadi setelah Ariel & Raja Langit (2005) dan Melodi (2010).
Merupakan film anak-anak ketiga bagi Harry Dagoe Suharyadi setelah Ariel & Raja Langit (2005) dan Melodi (2010).
W For Words:
Sedikit dari anda yang mungkin mengetahui fakta bahwa ini merupakan remake film berjudul sama di tahun 1957 silam, dibintangi oleh Achmad Albar yang juga menjadi cameo disini. Tentunya Harry Dagoe yang bertindak sebagai penata skrip sekaligus sutradara sudah melakukan peremajaan disana-sini agar lebih sesuai dengan kondisi sekarang. Hebatnya lagi, ia merilisnya dalam format 3D, mencatatkan diri sebagai film nasional pertama tanpa mengesampingkan Angkara Murka (2012) yang akhirnya batal rilis dalam format 3D di jaringan bioskop Blitzmegaplex beberapa waktu lalu. Alasan-alasan itulah yang dirasa cukup meyakinkan anda dalam mengajak anak-anak atau saudara-saudari yang masih kecil untuk menyaksikan yang satu ini.
Sedikit dari anda yang mungkin mengetahui fakta bahwa ini merupakan remake film berjudul sama di tahun 1957 silam, dibintangi oleh Achmad Albar yang juga menjadi cameo disini. Tentunya Harry Dagoe yang bertindak sebagai penata skrip sekaligus sutradara sudah melakukan peremajaan disana-sini agar lebih sesuai dengan kondisi sekarang. Hebatnya lagi, ia merilisnya dalam format 3D, mencatatkan diri sebagai film nasional pertama tanpa mengesampingkan Angkara Murka (2012) yang akhirnya batal rilis dalam format 3D di jaringan bioskop Blitzmegaplex beberapa waktu lalu. Alasan-alasan itulah yang dirasa cukup meyakinkan anda dalam mengajak anak-anak atau saudara-saudari yang masih kecil untuk menyaksikan yang satu ini.
Ketika menggalang teman-temannya meringkus komplotan preman, Guntur justru dipersalahkan para guru karena dianggap sebagai pembuat onar hingga dijatuhi hukuman skors 3 hari. Di saat itulah datang siswi baru bernama Ratu Pelangi yang cantik, pintar dan segudang kelebihan lain sampai dijadikan idola baru oleh anak-anak. Aroma persaingan Guntur dan Ratu pun semakin memuncak demi saling mengungguli. Sementara itu segerombolan mafia yang dipimpin pemuda Italia bertekad menggusur SD Lentera Hati dengan mengusir semua muridnya. Kepahlawanan Guntur pun diuji sekali lagi.
Sutradara Harry Dagoe dengan terampil mengarahkan aktor-aktris cilik anyar tersebut untuk berakting secara komikal tetapi masih dalam batas kewajaran. Bahasa tubuh dan idiom-idiom “ajaib” masa kini juga diselipkan sebagai pengantar dialog yang juga muncul dalam bahasa Betawi dan Batak sekaligus. Semua elemen itu berpadu manis dengan kepolosan khas anak-anak sehingga storytelling nya mengalir lancar tanpa kecanggungan yang biasa meliputi film anak-anak lokal beberapa tahun terakhir. Adam Farrel Xavier paling mencuri perhatian dengan penampilan fisiknya yang menggemaskan itu. Sedangkan yang lainnya mampu memberikan kontribusi yang tidak sedikit juga dalam mendukung bangunan cerita.
Unsur kekinian dieksplorasi melalui penggunaan gadget yang sudah sangat biasa mulai dari ponsel canggih berbasis internet, wireless headset, alat pelacak, remote control jarak jauh dsb. Belum lagi kegiatan “pacaran” yang digambarkan mulai merambah siswa-siswi sekolah dasar. Relevansi yang kemudian dilengkapi dengan pesan moral tanpa terkesan menggurui dari tokoh-tokoh yang lebih dewasa dalam film. Namun tidak ada salahnya jika anda tetap mendampingi putra/putri/saudara anda dalam menontonnya sehingga pemahamannya akan lebih mendalam.
Jendral Kancil The Movie : Ratu Pelangi dan Cermin Emas memang berupaya menawarkan kesederhanaan dari berbagai sisi dalam kemasan yang cukup menarik. Drama komedi petualangan yang mudah dicerna anak-anak dan masih dapat dinikmati orang dewasa sekalipun dengan catatan tidak mengharapkan sesuatu yang wah. Jelas sebuah alternatif tontonan mendidik di kala liburan yang kental dengan nilai-nilai persahabatan antar sesama, kecerdasan melalui proses belajar, kedewasaan pola pikir serta aksi kepahlawanan dalam memperjuangkan kebenaran apapun resikonya kelak.
Durasi:
85 menit
85 menit
Overall:
7 out of 10
7 out of 10
Movie-meter: