Quotes:
Aradhana: Cinta tidak hanya terjadi dengan saling memandang..
Aradhana: Cinta tidak hanya terjadi dengan saling memandang..
Nice-to-know:
Film yang diproduksi oleh kerjasama Kunal Kohli Productions, Eros International Media, Eros International, Wave Cinemas Awalnya ini sudah rilis di India pada tanggal 22 Juni 2012, sama seperti Indonesia.
Cast:
Priyanka Chopra sebagai Ruksar / Aradhana / Radha
Shahid Kapoor sebagai Javed / Govind / Krish
Greg Heffernan sebagai Officer Green
Omar Khan sebagai Mihir
Prachi Desai
Raj Singh Arora
Film yang diproduksi oleh kerjasama Kunal Kohli Productions, Eros International Media, Eros International, Wave Cinemas Awalnya ini sudah rilis di India pada tanggal 22 Juni 2012, sama seperti Indonesia.
Cast:
Priyanka Chopra sebagai Ruksar / Aradhana / Radha
Shahid Kapoor sebagai Javed / Govind / Krish
Greg Heffernan sebagai Officer Green
Omar Khan sebagai Mihir
Prachi Desai
Raj Singh Arora
Director:
Merupakan feature film kelima bagi Kunal Kohli yang memulai karirnya melalui film televisi berjudul Trikon di tahun 1990.
Merupakan feature film kelima bagi Kunal Kohli yang memulai karirnya melalui film televisi berjudul Trikon di tahun 1990.
W For Words:
Perjalanan cinta sepasang kekasih pada tiga masa yang berbeda tentu bukan ide baru dalam industri perfilman, salah satunya adalah produksi Taiwan yang berjudul Three Times (2005) . Meski demikian gaya penyajian yang berbeda-beda tetap menjadikannya menarik untuk disimak apalagi didukung oleh latar belakang yang kuat. Penulis skrip Kunal Kohli, Robin Bhatt, Rumbles Kohli berdasar kisah nyata ini membangun konflik di setiap bagiannya sedemikian rupa untuk mempertahankan rasa ketertarikan penonton akan pasangan Priyanka Chopra dan Shahid Kapoor selama durasi nyaris dua jam.
Poona 1960, aktris Ruskar dan musisi Govind tak sengaja bertemu di gerbong kereta dan saling terpikat. Inggris 2012, pelajar Radha dan Krish tiba-tiba bertabrakan di jalan. Sargodh 1910, penduduk sipil di tengah pergolakan politik Aradhana dan Javed mendadak berjumpa di teras rumah. Ketiga bentuk permainan takdir itu membuat dua sejoli tersebut jatuh cinta walaupun harus menghadapi rintangan yang tidak mudah dilalui. Benarkah cinta sejati itu tak lekang oleh waktu?
Sutradara Kohli memilih gaya narasi yang tidak biasa untuk setiap masa dalam framenya masing-masing. Bukan perkara sulit mengingat sejuta kemungkinan konflik yang biasa menerpa sebuah hubungan cinta akan selalu ada mulai dari perjodohan, perselingkuhan, pemutusan hingga cinta segitiga. Kohli tinggal bermain dengan dramatisasi yang dipadukan dengan karikatural komedi yang menitikberatkan pada bahasa tubuh Priyanka-Shahid dan music latar karya. Sayangnya semua berjalan dalam pararelisme yang lambat dan cenderung membosankan.
Perjalanan cinta sepasang kekasih pada tiga masa yang berbeda tentu bukan ide baru dalam industri perfilman, salah satunya adalah produksi Taiwan yang berjudul Three Times (2005) . Meski demikian gaya penyajian yang berbeda-beda tetap menjadikannya menarik untuk disimak apalagi didukung oleh latar belakang yang kuat. Penulis skrip Kunal Kohli, Robin Bhatt, Rumbles Kohli berdasar kisah nyata ini membangun konflik di setiap bagiannya sedemikian rupa untuk mempertahankan rasa ketertarikan penonton akan pasangan Priyanka Chopra dan Shahid Kapoor selama durasi nyaris dua jam.
Poona 1960, aktris Ruskar dan musisi Govind tak sengaja bertemu di gerbong kereta dan saling terpikat. Inggris 2012, pelajar Radha dan Krish tiba-tiba bertabrakan di jalan. Sargodh 1910, penduduk sipil di tengah pergolakan politik Aradhana dan Javed mendadak berjumpa di teras rumah. Ketiga bentuk permainan takdir itu membuat dua sejoli tersebut jatuh cinta walaupun harus menghadapi rintangan yang tidak mudah dilalui. Benarkah cinta sejati itu tak lekang oleh waktu?
Sutradara Kohli memilih gaya narasi yang tidak biasa untuk setiap masa dalam framenya masing-masing. Bukan perkara sulit mengingat sejuta kemungkinan konflik yang biasa menerpa sebuah hubungan cinta akan selalu ada mulai dari perjodohan, perselingkuhan, pemutusan hingga cinta segitiga. Kohli tinggal bermain dengan dramatisasi yang dipadukan dengan karikatural komedi yang menitikberatkan pada bahasa tubuh Priyanka-Shahid dan music latar karya. Sayangnya semua berjalan dalam pararelisme yang lambat dan cenderung membosankan.
Priyanka dan Shahid memang belum menghadirkan chemistry yang maksimal tetapi keduanya terlihat meyakinkan dalam membawakan kepribadian yang beragam pada tiga periode tersebut. Lontaran dialog-dialog puitis yang tercipta di antara mereka terkadang membuat anda membelalakkan mata walau tak jarang membuat anda menyunggingkan senyum. Karakterisasi yang tidak berkembang dari lemahnya skrip tak mampu ditutupi sehingga keterikatan penonton untuk larut dalam jalinan kisah pun tergolong minim.
Menit-menit terakhir Teri Meri Kahaani agaknya dijahit secara instan sedemikian rupa untuk membuahkan sebuah konklusi manis bahwa takdir cinta sejati akan selalu menemukan jalan untuk kembali. Naif memang tapi tidak ada salahnya diperjuangkan dengan keyakinan penuh jika kesempatan itu datang. Suatu esensi yang memang diharapkan dan sudah dapat diprediksi sebelumnya oleh para penonton yang sepertinya tidak antusias lagi menyongsong endingnya karena terlanjur merasa lelah. Don’t blame us because we’ve been told the whole stories before with all those cliché and similarities!
Durasi:
115 menit
115 menit
Overall:
7 out of 10
7 out of 10
Notes:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent