Friday, 2 October 2009

MALING KUTANG : Kutang Tua Menjadi Incaran Kesalahpahaman

Cerita:
1973, nenek Sugeni berduka saat kehilangan suaminya yang tewas ditabrak wagon setelah membelikan kutang merah biru polkadot berumbai-rumbai emas. Kenangan terus membekas sehingga Sugeni yang tidak pandai mencari uang dituntut menjadi banci untuk mendapatkan uang dengan mudah?! Secara tidak sengaja, Sugeni menghilangkan kutang tersebut yang jatuh ke tangan Ina, pemilik toko kelontong sukses. Lewat kejadian tak disengaja, tetangga sekaligus saingan Ina yakni Syamsul dan Yuyun mengasumsikan Ina menyembah kutang norak tersebut. Berbagai cara kocak mereka lakukan untuk mendapatkannya. Seketika, kutang itupun menjadi rebutan berbagai pihak..

Gambar:
Berbagai scene karikatural selayaknya komedi DKI tahun 80an muncul kembali disini. Lengkap dengan beberapa pelesetan kejadian ataupun tokoh-tokoh ternama.

Act:
Arie K. Untung sebagai Sugeni
Indra Birowo sebagai Syamsul
Deswita Maharani sebagai Yuyun
Kinaryosih sebagai Ina
Sogi Indra Huaja

Sutradara:
Serasa stripping sinetron, Rako Prijanto meluncurkan film ketiganya dalam bulan-bulan terakhir ini setelah KCK dan Preman In Love! Masih mengangkat tema komedi, kali ini ia bekerjasama dengan penulis novel remaja, Raditya Dika yang baru saja sukses dengan Kambing Jantan.

Komentar:
Entah ide gila apa yang muncul di kepala Raditya Dika saat menulis cerita film ini dan didukung dengan visualisasi kacaunya Rako hingga menghasilkan film semacam ini! Dari plot cerita memang fresh tetapi tidak didukung logika yang baik sehingga terkesan membodohi penonton. Dari sisi humor, seakan kembali ke jaman dahulu dimana lelucon pengocok tawa memang terasa tradisional alami, sayangnya tidak relevan dengan subplot cerita yang berlapis-lapis. Dari segi cast, tetap sulit menyukai salah satu dari beberapa karakter utama tersebut dikarenakan tampilan norak yang ditonjolkan mereka. Alhasil Maling Kutang hanya akan membuat kening kita berkerut saat menyaksikannya termasuk saya yang kadang bingung dengan orang-orang di sekitar yang masih bisa tertawa dengan dagelan yang ditawarkannya, yang menurut saya tidak lucu samasekali. Semoga dengan open ending, tidak akan ada sekuelnya di masa mendatang..

Durasi:
85 menit

Overall:
6 out of 10

Movie-meter:
Art can't be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!