Saturday, 24 October 2009

KEMBANG PERAWAN : Mencari Arti Hidup Dengan Simbolisme

Cerita:
Empat sahabat yang dikenal sebagai pecundang di SMA nya yaitu Astu, Syaki, Didan dan Balqi bertekad memulai hidup baru selepas kelulusannya terutama Astu yang diam-diam menyimpan hati pada Astari. Mereka berempat kemudian melakukan evaluasi menyeluruh tentang apa yang salah pada diri mereka mulai dari bertemu psikiater, paranormal, dsb. Sampai pada akhirnya mereka berlabuh di suatu desa tempat tinggal nenek Astu dan mempelajari teori bahwa dengan memiliki Kembang Perawan di desa tersebut yang belakangan diketahui bernama Kinasih, nasib sial yang selama ini mengikuti mereka akan hilang. Namun ternyata apa yang mereka temukan disana adalah jatidiri yang sesungguhnya..

Gambar:
Keindahan desa Cikesang ditampilkan dengan pas seakan-akan hijaunya sawah, jernihnya sungai dan batas cakrawala menjadi latar belakang yang mengagumkan.

Act:
Masing-masing tampil natural sesuai penjiwaan karakternya.
Astu diperankan oleh Adly Fairuz
Syaki oleh Mario Merdhita
Didan oleh Kris Anjar
Balqi oleh Dimas Anggara
Nenek Astu oleh Titi Qadarsih
Janda Nani oleh Indah Kalalo
Kinasih oleh Ryana Dea
Astari oleh Olivia Lubis Jensen


Sutradara:
Pria yang pernah menghasilkan dwilogi Kawin Kontrak lewat penulisannya, Joko Nugroho kali ini bertindak sebagai penulis sekaligus sutradara film yang judulnya diambil dari album Gita Gutawa.

Comment:
Melihat posternya sepintas tidak menyiratkan kualitas yang sesungguhnya. Setelah mengetahui tim produksinya adalah Frame Ritz yang biasanya menangani FTV-FTV di SCTV, saya sedikit percaya dengan isinya. Dugaan tersebut tidaklah salah karena Kembang Perawan secara standar baku yang baik mampu bercerita dengan lugas dari awal sampai akhir. Para pemainnya pun tampil wajar. Settingnya dibuat sedemikian rupa hingga terkesan sangat natural dan membumi. Plot ceritanya boleh dibilang cukup orisinil walau sudah banyak film asing dengan tema sejenis yaitu masa akil baliq remaja pria tetapi disuguhkan dengan gaya Indonesia. Alur berceritanya sangat runut. Hal-hal tersebut bukan tanpa kekurangan karena pakem hal-hal klise masih digunakan di beberapa bagian utama cerita. Akhir kata, acungan jempol pantas diberikan pada sang sutradara yang eksplorasinya tergolong berhasil dan mampu membawa Kembang Perawan menjadi film remaja yang cukup memorable dan sarat dengan pesan moral tentang pencarian jati diri.

Durasi:
95 menit

Overall:
7.5 out of 10

Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!