Tagline:
Come and see. Four victims. Four painful secrets.
Cerita:
Detektif senior, Aidan Breslin secara psikologis jauh dari kedua putranya, si remaja Alex dan si kecil Sean terutama sejak kematian istri tercintanya beberapa tahun lalu. Selagi menangani kasus pembunuhan berantai yang sangat kejam, Aidan menemukan fakta bahwa hal tersebut dipicu oleh kejadian di Kitab Wahyu yang menyebutkan empat penunggang kuda penyebab kiamat yaitu Perang, Kekeringan, Penyakit dan Maut. Berpacu dengan waktu, Aidan berusaha memecahkan kasus tersebut dengan segala petunjuk yang ada termasuk dari Kristin, anak dari salah satu korban pembunuhan yang misterius.
Gambar:
Beberapa gambar kekerasan hasil penyiksaan ditampilkan cukup eksplisit sehingga terasa memilukan. Kontras dengan pencahayaan gelap sepanjang film.
Act:
Aktor kawakan berusia 55 tahun ini pertama kali bermain layar lebar dalam I Never Promised You a Rose Garden (1977). Kali ini Dennis Quaid berperan sebagai Aidan Breslin, seorang detektif yang dituntut mendahulukan profesinya sehingga mengabaikan keluarganya sendiri.
Mengawali debutnya dalam The Road Home (1999), Zhang Ziyi disini bermain sebagai Kristin, gadis anak korban pembunuhan yang merupakan salah satu kunci pembunuhan berantai tersebut.
Dikenal setelah bermain dalam Thumbsucker (2005), Lou Taylor Pucci sebagai Alex, anak Aidan yang beranjak dewasa.
Clifton Collins Jr. sebagai Stingray, rekan kerja Aidan.
Sutradara:
Nama Jonas Akerlund lebih banyak terlibat sebagai sutradara video klip artis-artis terkenal yakni Metallica, Blink 182, Madonna dsb. Horsemen merupakan film layar lebar kelima yang digarapnya.
Komentar:
Salah satu film yang setia dengan konsep kucing tikus pembunuhan berantai yang misterius, mengingatkan pada Silence Of The Lambs, Se7en atau bahkan Saw. Diawali dengan sangat menjanjikan tetapi berangsur menjadi antiklimaks hingga endingnya. Hal tersebut sedikit banyak disebabkan kinerja sutradara Akerlund yang kurang berhasil. Dari jajaran cast, Quaid seperti biasa tampil memikat dengan emosi dan penjiwaan yang konsisten dalam perannya sebagai detektif dan seorang ayah, sedangkan yang lainnya hanya standar saja termasuk Zhang yang tampaknya sedikit kesulitan berbahasa Inggris. Kepingan cerita yang terangkai untuk sebuah twist pada endingnya sebenarnya cukup baik, hanya saja tidak didukung oleh dialog yang pintar sehingga paruh akhir film mungkin saja sudah bisa diduga oleh sebagian besar penonton. Beberapa yang religius, mungkin menganggap plot ceritanya konyol. Namun bagi saya, terlepas dari segala kekurangannya, Horsemen tetaplah sebuah tontonan menarik.
Durasi:
90 menit
Europe Box Office:
$1,017,401 in March 2009.
Overall:
7.5 out of 10
Penilaian:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!